Minggu, 16 Maret 2014

AL GHAZALI SEBAGAI TOKOH SPIRITUAL ISLAM



Nama   : Yon Rizal
Nim     : 509.111

AL GHAZALI SEBAGAI TOKOH SPIRITUAL ISLAM

Abu hamid muhammad ibnu muhammad ibnu ahmad, dilahirkan pada tahun  450 h/1059 m di daerah khurusan. Ia dikenal dengan al ghazali karena ayahnya pekerja memintal wol atau karena ia berasal dari desa ghazalah. Keluarganya termasuk keluarga yang kuat beragama dan termasuk keluarga sufi. Ia menuju damaskus di syiria dan tinggal di kota mulai tahun  488 h/1095 m merupakan suatu kota yang penuh damai dan banyak dihuni kalangan sufi. Di masjid umawi ia ber i’tiqaf  dan berdzikir di puncak menara sebelah barat sepanjang hari dengan makan dan minum yang terbatas. Ia memasuki suluk sufi dengan riyadhah dan mujahadah terus-menerus seperti itu selama dua tahun.

Setelah itu ia meninggalkan damaskus dan berangkat menuju baitul maqdis di palestina. Setelah itu ia berangkat ke hijjas untuk melaksanakan ibadah haji. Setelah itu ia ke mesir dan tinggal di iskandariyah beberapa lama. Setelah beberapa kali adanya permintaan untuk mengajar, maka ia akhirnya memenuhi permintaan itu dan ia mengabulkan untuk mengajar di perguruan nidzamiyah Baghdad. Tidak lama kemudian ia kembali ke thus, di thus ia mendirikan khanqah untuk para sufi dan mendirikan madrasah untuk mengajar ilmu tasawuf. Al ghazali meninggal dunia di daerah kelahirannya pada hari senin 14 jumadil akhir 505 H.

Al ghazali meninggalkan karya tulis yang amat banyak yang meliputi berbagai ilmu di bidang keislaman, kalam, fiqih, filsafat, tasawuf, dan lain-lain dalam bentuk buku maupun risalah. Tasawuf al ghazali menghimpun akidah, syari’ah, dan akhlak dalam satu sistematika yang kuat dan amat berbobot. Hal itu karena teori-teori tasawufnya lahir dari kajian-kajian dan pengalaman pribadi, setelah melaksanakan suluk dalam riyadhah dan mujahadah yang intensif dan berkesinambungan. Menurut al ghazali, perjalanan tasawuf itu pada hakikatnya adalah pembersihan diri pembeningan hati terus menerus hingga mampu mencapai syadah.

Al ghazali adalah ulama besar yang sanggup menyusun kompromi antara syari’at dan hakikat atau tasawuf menjadi bangunan baru yang cukup memuaskan kedua belah pihak, baik di kalangan syar’i maupun dari kalangan para sufi. Selain itu ia juga merupakan ulama besar yang ahli syari’at penganut mazhab syafi’i dalam hukum fiqih, dan seorang teolog pendukung mazhab asyar’i yang amat kritis. Upaya penyelarasan syari’at dan tasawuf model al ghazali memang mendapat hati dan diterima oleh para pembela syari’at pada umumnya.

Tidak ada komentar: