A. Pengertian
Tasawuf adalah upaya
mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan
dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah Swt.
dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah Swt.
Maqamat dalam Tasawuf
· Maqamat adalah jalan
yang harus ditempuh
seorang sufi untuk berada dekat dengan Allah.
· Tingkatan maqamat
adalah: taubat, zuhud,
wara’, faqir, sabar, tawakkal, dan ridho.
1. Taubat: memohon ampun
disertai janji tidak akan mengulangi
lagi.
2. Zuhud: meninggalkan kehidupan
dunia dan mengutamakan kebahagiaan
di akhirat.
3. Wara’: meninggalkan segala
yang syubhat (tidak jelas
halal haramnya).
4. Faqir: tidak meminta lebih
dari apa yang sudah diterima.
5. Sabar: tabah dalam
menjalankan perintah Allah dan tenang
menghadapi cobaan.
6. Tawakkal: berserah diri pada
qada dan keputusan Allah.
7. Ridho: tidak berusaha
menentang qada Allah.
Konsep dalam Tasawuf
1. Mahabbah: perasaan cinta yang
mendalam secara ruhaniah
kepada Allah.
2. Ma’rifat: mengetahui Tuhan
dari dekat, sehingga hati sanubari
dapat melihat Tuhan.
3. Wahdatul wujud: Bersatunya manusia
dengan Tuhan. Manusia dan
Tuhan pada hakikatnya adalah satu kesatuan wujud.
4. Insan Kamil: manusia yang dekat
dan terbina potensi ruhaniahnya
shg dapat berfungsi secara optimal.
Pembagian Tasawuf
1.
Tasawuf Akhlaqi
Tasawuf
akhlaqi adalah tasawuf yang berkonstrasi pada teori-teori perilaku, akhlaq atau
budi pekerti atau perbaikan akhlaq. Dengan metode-metode tertentu yang telah
dirumuskan,
tasawuf seperti ini berupaya untuk menghindari akhlaq mazmunah dan
tasawuf seperti ini berupaya untuk menghindari akhlaq mazmunah dan
mewujudkan
akhlaq mahmudah. Tasawuf seperi ini dikembangkan oleh ulama’
lama sufi.
lama sufi.
Dalam
pandangan para sufi berpendapat bahwa untuk merehabilitasi sikap mental yang
tidak baik diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek
lahiriyah. Oleh karena itu pada tahap-tahap
awal memasuki kehidupan tasawuf, seseorang diharuskan melakukan amalan dan
latihan kerohanian yang cukup berat tujuannya adalah mengusai hawa nafsu,
menekan hawa nafsu, sampai ke titik terendah dan -bila mungkin- mematikan hawa
nafsu sama sekali oleh karena itu dalam tasawuf akhlaqi mempunyai tahap sistem
pembinaan akhlak disusun sebagai berikut:
awal memasuki kehidupan tasawuf, seseorang diharuskan melakukan amalan dan
latihan kerohanian yang cukup berat tujuannya adalah mengusai hawa nafsu,
menekan hawa nafsu, sampai ke titik terendah dan -bila mungkin- mematikan hawa
nafsu sama sekali oleh karena itu dalam tasawuf akhlaqi mempunyai tahap sistem
pembinaan akhlak disusun sebagai berikut:
a. Takhalli
Takhalli
merupakan langkah pertama yang harus di
lakukan oleh seorang sufi.Takhalli
adalah usaha mengosongkan diri dari perilaku dan akhlak tercela. Salah satu
dari akhlak tercela yang paling banyak menyebabkan akhlak jelek antara lain
adalah kecintaan yang berlebihan kepada urusan duniawi.
adalah usaha mengosongkan diri dari perilaku dan akhlak tercela. Salah satu
dari akhlak tercela yang paling banyak menyebabkan akhlak jelek antara lain
adalah kecintaan yang berlebihan kepada urusan duniawi.
b. Tahalli
Tahalli
adalah upaya mengisi dan menghiasi diri
dengan jalan membiasakan diri dengan sikap, perilaku, dan akhlak
terpuji. Tahapan tahalli dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari
akhlak-akhlak tercela. Dengan menjalankan ketentuan agama baik yang bersifat
eksternal (luar)
maupun internal (dalam). Yang disebut aspek luar adalah kewajiban-kewajiban
yang bersifat formal seperti sholat, puasa, haji dll. Dan adapun yang bersifat
dalam adalah seperti keimanan, ketaatan dan kecintaan kepada Tuhan.
maupun internal (dalam). Yang disebut aspek luar adalah kewajiban-kewajiban
yang bersifat formal seperti sholat, puasa, haji dll. Dan adapun yang bersifat
dalam adalah seperti keimanan, ketaatan dan kecintaan kepada Tuhan.
c. Tajalli
Untuk
pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli,
maka rangkaian pendidikan akhlak selanjutnya adalah fase tajalli. Kata
tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib. Agar hasil yang telah
diperoleh jiwa dan organ-organ tubuh –yang telah terisi dengan
butir-butir mutiara akhlak dan sudah terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan
yang luhur- tidak berkurang, maka, maka rasa ketuhanan perlu dihayati lebih lanjut.
Kebiasaan yang dilakukan dengan kesadaran optimum dan rasa kecintaan yang
mendalam dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa rindu kepada-Nya.
butir-butir mutiara akhlak dan sudah terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan
yang luhur- tidak berkurang, maka, maka rasa ketuhanan perlu dihayati lebih lanjut.
Kebiasaan yang dilakukan dengan kesadaran optimum dan rasa kecintaan yang
mendalam dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa rindu kepada-Nya.
2.
Tasawuf Falsafi
Tasawuf
Falsafi adalah tasawuf yang didasarkan kepada gabungan teori-teori tasawuf dan
filsafat atau yang bermakana mistik metafisis, karakter umum dari
tasawuf ini
sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Al-Taftazani bahwa tasawuf seperti ini:
tidak dapat dikatagorikan sebagai tasawuf dalam arti sesungguhnya, karena
teori-teorinya selalu dikemukakan dalam bahasa filsafat, juga tidak dapat
dikatakan sebagai filsafat dalam artian yang sebenarnya karena teori-teorinya
juga didasarkan pada rasa. Hamka menegaskan juga bahwa tasawuf jenis tidak
sepenuhnya dapat dikatakan tasawuf dan begitu juga sebaliknya. Tasawuf seperti
ini dikembangkan oleh ahli-ahli sufi sekaligus filosof. Oleh karena itu, mereka
gemar terhadap ide-ide spekulatif. Dari kegemaran berfilsafat itu, mereka mampu
menampilkan argumen-argumen yang kaya dan luas tentang ide-ide ketuhanan.
sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Al-Taftazani bahwa tasawuf seperti ini:
tidak dapat dikatagorikan sebagai tasawuf dalam arti sesungguhnya, karena
teori-teorinya selalu dikemukakan dalam bahasa filsafat, juga tidak dapat
dikatakan sebagai filsafat dalam artian yang sebenarnya karena teori-teorinya
juga didasarkan pada rasa. Hamka menegaskan juga bahwa tasawuf jenis tidak
sepenuhnya dapat dikatakan tasawuf dan begitu juga sebaliknya. Tasawuf seperti
ini dikembangkan oleh ahli-ahli sufi sekaligus filosof. Oleh karena itu, mereka
gemar terhadap ide-ide spekulatif. Dari kegemaran berfilsafat itu, mereka mampu
menampilkan argumen-argumen yang kaya dan luas tentang ide-ide ketuhanan.
3.
Tasawuf Syi’i
Kalau
berbicara tasawuf syi’i, maka akan diikuti oleh tasawuf sunni. Dimana
dua macam tasawuf
yang dibedakan berdasarkan “kedekatan” atau “jarak” ini memiliki perbedaan.
Paham tasawuf syi’i beranggapan, bahwa manusia dapat meninggal dengan tuhannya
karena kesamaan esensi dengan Tuhannya karena ada kesamaan esensi antara
keduanya. Menurut ibnu Khaldun yang dikutip oleh Taftazani melihat kedekatan
antara tasawuf falsafi dan tasawuf syi’i. Syi’i memilki pandangan hulul atau
ketuhanan iman-iman mereka. Menurutnya dua kelompok itu mempunyai dua kesamaan.
yang dibedakan berdasarkan “kedekatan” atau “jarak” ini memiliki perbedaan.
Paham tasawuf syi’i beranggapan, bahwa manusia dapat meninggal dengan tuhannya
karena kesamaan esensi dengan Tuhannya karena ada kesamaan esensi antara
keduanya. Menurut ibnu Khaldun yang dikutip oleh Taftazani melihat kedekatan
antara tasawuf falsafi dan tasawuf syi’i. Syi’i memilki pandangan hulul atau
ketuhanan iman-iman mereka. Menurutnya dua kelompok itu mempunyai dua kesamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar