Minggu, 16 Maret 2014

Konsep Dasar Ilmu Tasawuf

A. Pengertian
Tasawuf adalah upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan
dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah Swt.
Maqamat dalam Tasawuf
·       Maqamat adalah jalan yang harus ditempuh seorang sufi untuk berada dekat dengan Allah.
·       Tingkatan maqamat adalah: taubat, zuhud, wara’, faqir, sabar, tawakkal, dan ridho.
1.     Taubat: memohon ampun disertai janji tidak akan mengulangi lagi.
2.     Zuhud: meninggalkan kehidupan dunia dan mengutamakan kebahagiaan di akhirat.
3.     Wara’: meninggalkan segala yang syubhat (tidak jelas halal haramnya).
4.     Faqir: tidak meminta lebih dari apa yang sudah diterima.
5.     Sabar: tabah dalam menjalankan perintah Allah dan tenang menghadapi cobaan.
6.     Tawakkal: berserah diri pada qada dan keputusan Allah.
7.     Ridho: tidak berusaha menentang qada Allah.
Konsep dalam Tasawuf
1.     Mahabbah: perasaan cinta yang mendalam secara ruhaniah kepada Allah.
2.     Ma’rifat: mengetahui Tuhan dari dekat, sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan.
3.     Wahdatul wujud: Bersatunya manusia dengan Tuhan. Manusia dan Tuhan pada hakikatnya adalah satu kesatuan wujud.
4.     Insan Kamil: manusia yang dekat dan terbina potensi ruhaniahnya shg dapat berfungsi secara optimal.
Pembagian Tasawuf
1. Tasawuf Akhlaqi
Tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonstrasi pada teori-teori perilaku, akhlaq atau budi pekerti atau perbaikan akhlaq. Dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan,
tasawuf seperti ini berupaya untuk menghindari akhlaq mazmunah dan
mewujudkan akhlaq mahmudah. Tasawuf seperi ini dikembangkan oleh ulama’
lama sufi.
Dalam pandangan para sufi berpendapat bahwa untuk merehabilitasi sikap mental yang tidak baik diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek lahiriyah. Oleh karena itu pada tahap-tahap
awal memasuki kehidupan tasawuf, seseorang diharuskan melakukan amalan dan
latihan kerohanian yang cukup berat tujuannya adalah mengusai hawa nafsu,
menekan hawa nafsu, sampai ke titik terendah dan -bila mungkin- mematikan hawa
nafsu sama sekali oleh karena itu dalam tasawuf akhlaqi mempunyai tahap sistem
pembinaan akhlak disusun sebagai berikut:
 a. Takhalli
Takhalli merupakan langkah pertama yang harus di lakukan oleh seorang sufi.Takhalli
adalah usaha mengosongkan diri dari perilaku dan akhlak tercela. Salah satu
dari akhlak tercela yang paling banyak menyebabkan akhlak jelek antara lain
adalah kecintaan yang berlebihan kepada urusan duniawi.
  b. Tahalli
Tahalli adalah upaya mengisi dan menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap, perilaku, dan akhlak terpuji. Tahapan tahalli dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari akhlak-akhlak tercela. Dengan menjalankan ketentuan agama baik yang bersifat eksternal (luar)
maupun internal (dalam). Yang disebut aspek luar adalah kewajiban-kewajiban
yang bersifat formal seperti sholat, puasa, haji dll. Dan adapun yang bersifat
dalam adalah seperti keimanan, ketaatan dan kecintaan kepada Tuhan.
  c. Tajalli
Untuk pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli, maka rangkaian pendidikan akhlak selanjutnya adalah fase tajalli. Kata tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib. Agar hasil yang telah diperoleh jiwa dan organ-organ tubuh –yang telah terisi dengan
butir-butir mutiara akhlak dan sudah terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan
yang luhur- tidak berkurang, maka, maka rasa ketuhanan perlu dihayati lebih lanjut.
Kebiasaan yang dilakukan dengan kesadaran optimum dan rasa kecintaan yang
mendalam dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa rindu kepada-Nya.
2. Tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang didasarkan kepada gabungan teori-teori tasawuf dan filsafat atau yang bermakana mistik metafisis, karakter umum dari tasawuf ini
sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Al-Taftazani bahwa tasawuf seperti ini:
tidak dapat dikatagorikan sebagai tasawuf dalam arti sesungguhnya, karena
teori-teorinya selalu dikemukakan dalam bahasa filsafat, juga tidak dapat
dikatakan sebagai filsafat dalam artian yang sebenarnya karena teori-teorinya
juga didasarkan pada rasa. Hamka menegaskan juga bahwa tasawuf jenis tidak
sepenuhnya dapat dikatakan tasawuf dan begitu juga sebaliknya. Tasawuf seperti
ini dikembangkan oleh ahli-ahli sufi sekaligus filosof. Oleh karena itu, mereka
gemar terhadap ide-ide spekulatif. Dari kegemaran berfilsafat itu, mereka mampu
menampilkan argumen-argumen yang kaya dan luas tentang ide-ide ketuhanan.
3. Tasawuf Syi’i
Kalau berbicara tasawuf syi’i, maka akan diikuti oleh tasawuf sunni. Dimana dua macam tasawuf
yang dibedakan berdasarkan “kedekatan” atau “jarak” ini memiliki perbedaan.
Paham tasawuf syi’i beranggapan, bahwa manusia dapat meninggal dengan tuhannya
karena kesamaan esensi dengan Tuhannya karena ada kesamaan esensi antara
keduanya. Menurut ibnu Khaldun yang dikutip oleh Taftazani melihat kedekatan
antara tasawuf falsafi dan tasawuf syi’i. Syi’i memilki pandangan hulul atau
ketuhanan iman-iman mereka. Menurutnya dua kelompok itu mempunyai dua kesamaan.

Tidak ada komentar: