Nama : Yon Rizal
Nim : 509.111
SABAR & SYUKUR
A. Sabar
(As Shabru)
Qs : ali imran, 200
Wahai orang orang yang
beriman, sabarlah kalian dan saling bersabarlah.
Qs : An nahl,126-127
Dan apabila kalian semua
bersabar maka itu lebih baik bagi orang orang yang sabar, dan sabarlah, dan
tidaklah kesabaranmu itu kecuali bersama allah.
Pandangan kaum sufi tentang sabar merupakan sisi yang penting dalam
memperbaiki kendala kejiwaan, dan sabar pada hakikatnya merupakan sikap berani
dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang bersifat mental dan juga bersifat
akal. Sabar merupakan sikap utama adalah kehidupan akhlak dan akan memberikan
keutamaan dalam segala bidang kehidupan, sabar dalam ibadah, sabar dalam
menuntut ilmu, sabar dalam pekerjaan, sabar dalam komunikasi sesama manusia,
sabar dalam kondisi kesehatan, sabar dalam cinta, sabar ketika membenci, sabar
dalam kenikmatan dan penderitaan, dan sesungguhnya latihan sabar untuk sabar
merupakan sumber keutamaan dalam dinia akhlak.
Menurut al kharraz : sabar adalah sebuah isim yang memiliki makna
makna lahir dan batin.
1.
Sabar
dalam melaksanakan perintah perintah allah dalam segala kondisi.
2.
Sabar
dalam menjauhi segala larangan allah dan mencegah terhadap apa yang menjadi
kecendrungan jiwanya yang tidak diridhai oleh allah.
3.
Sabar
untuk melakukan sunnah dan perbuatan-perbuatan yang mengandung kebaikan.
4.
Sabar
batin, sabar untuk menerima kebenaran yang datang dari siapapun yang mengajakmu
untuk kebaikan, lantas ia menerimanya.
Qs : al anfal, 65
Jika ada dua puluh yang
sabar diantara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh,
dan jika ada dua ratus orang yang sabar diantara kamu akan mengalahkan seribu
daripada orang-orang kafir.
B. Syukur
(Asy Syukur)
Qs : ibrahim, 7
Jika kalian semua bersyukur, niscaya aku akan menambah nikmat kepada
kalian.
Hakikat syukur
bagi ahli tahqiq adalah mengakui nikmat yang diberikan oleh allah secara
tawadu’. Atas dasar ini allah swt
mensifati dirinya dengan asy syukr yang bermakna bahwa allah member pahala
hambanya yang selalu bersyukur lalu pahala dari syukur itu disebaut dengan
syakur. Bias juga dikatakan bahwa hakikat dari syukur itu adalah memuji kepada
orang yang berbuat baik, dengan menyebut kebaikannya, lalu orang yang berbuat
baik itu bersyukur kepada allah swt.
Al kharraz, syukur
itu terbagi menjadi tiga bagian
- Syukur dengan hati, mengetahui bahwa nikmat itu berasal dari allah, bukan dari selain Nya
- Syukur dengan lisan, dengan mengucapkan puji syukur
- Syukur dengan jasmani, mempergunakan jasmaniah tidak kepada kemaksiatan.
Pemikiran yang
sangat mendalam tentang syukur yaitu, sebenarnya orang yang bersyukur kepada
allah swt atas nikamt-Nya, ia akan selalu berada dalam ketenangan jiwa dan
selalu mewmiliki sifat al-ghibthah (ingain kaya dengan tidak iri terhadap
nikmat yang berada di tangan orang lain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar